INDIA, metro24jam.com – Seorang remaja asal Punjab, India, telah menghabiskan tabungan orangtuanya setara ratusan miliar rupiah hanya untuk permainan PUBG (PlayerUnknown’s BattleGround) Mobile.
Mengutip Tribune India, remaja laki-laki berusia 17 tahun dari kota Kharar itu telah menghabiskan tabungan senilai 16 lakh rupee atau sekitar Rp 311 miliar dalam satu bulan, untuk membeli amunisi virtual maupun artileri untuk mengauasai game tersebut.
Berdasarkan keterangan orangtuanya kepada media tersebut, sang anak mengatakan bahwa dia menggunakan gadget tersebut untuk keperluan belajar.
Remaja tersebut memiliki akses ke 3 rekening bank yang digunakannya untuk mengupgrade profil game PUBG, yang juga digunakan untuk membeli sejumlah perangkat termasuk untuk teman-temannya.
Orangtua sang remaja baru mengetahui kondisi tersebut setelah mendapatkan surat keterangan dari pihak bank. Sang ayah, yang minta untuk tidak dicantumkan namanya mengatakan, putranya itu tinggal bersama ibunya, sementara dirinya sendiri sebagai pegawai pemerintahan, bekerja di tempat lain dan memiliki riwayat pengobatan.
Menurut sang ayah, putranya itu telah menggunakan tabungan yang harusnya diperuntukkan bagi biaya kesehatannya.
Remaja itu juga disebut telah menghabiskan tabungan asuransi milik sang ibu dan dari rekeningnya sendiri.
“Saya menabung uang itu untuk biaya kesehatan saya dan masa depan anak saya. Selama lockdown, I tinggal di tempat saya bekerja, sedangkan putra asaya bersama ibunya. Dia menggunakan ponsel ibunya untuk melakukan transaksi dan kemudian menghapus semua pesan terkait jumlah yang didebet dari rekening,” sebut sang ayah.
Lebih lanjut disebutkan sang ayah, putranya itu memiliki semua akses terhadap akun-akun itu karena dia biasa melakukan pembayaran online untuk pesta ibunya.
“Kami tidak pernah tahu bahwa dia menggunakan rekening kami untuk bermain game. Bahkan polisi tidak membantu kami karena putra saya dengan sengaja menghabiskannya,” kesal sang ayah
“Dia menghabiskan sekitar Rs2 lakh dari jumlah tabungan ibunya yang ditransfer ke rekening bank baru-baru ini. Saya telah menyimpan sejumlah uang di rekening pribadinya dan sebagian besar dari jumlah itu ada di rekening tabungan non gaji. Semuanya lenyap dalam waktu singkat,” ungkapnya.
Saat ini, remaja tersebut dipekerjakan sang ayah di sebuah bengkel skuter.
“Saya tak bisa membiarkannya berdiam di rumah dan tidak mengizinkannya untuk menggunakan ponsel, meskipun untuk alasan belajar. Sekarang dia bekerja di sebuah bengkel skuter, agar dia menyadari bagaimana sulitnya mencari uang. Saya sangat kecewa dan tak punya harapan lagi, karena uang itu sebenarnya untuk masa depan anak saya,” katanya. (ti/asp)